Menumpahkan isi otak, Isi hati dan ocehan belaka dari seseorang yang tak pandai berbicara.
Minggu, 16 November 2014
Sebatas Teman
Tidak pernah ada jawaban dari setiap pertanyaan yang menghampiriku, "Mengapa aku bisa mencintaimu sedalam ini" Ya Cintaku tak butuh alasan padamu, yang jelas aku mencintaimu tapi entah karena apa, yang aku rasakan aku mencintaimu dan semakin mencintaimu karena kebersamaan yang telah kita lewati dalam keadaan seperti apapun. Cinta yang aku rasakan tumbuh dengan sendirinya bersama tawa dan canda yang selalu kita lewati bersama ketika kita merasakan lelah pada hari-hari yang kita lewati.Berawal dari pertemuan setiap hari rasa ini mulai muncul, kebersamaan kita, ejekan kamu ketika aku galau dan semua yang kamu lakukan dan itulah awal dimana kedekatan kita terjadi. Aku merasakan ada perasaan lebih terhadapmu, ada rindu yang kini mulai aku rasakan ketika kamu tidak ada, rasa khawatir muncul ketika tak ada yang tau kemana kamu dan mengapa tidak datang bekerja.
Semakin hari rasa ini semakin kuat, hubungan ini semakin tidak ada batasan karena kita bersikap layaknya seorang kekasih tapi tidak pernah ada kesepakatan antara kita jika kita memiliki hubungan yang lebih serius lagi, kadang aku merasa tidak nyaman dengan keadaan ini karena aku tidak bisa dengan bebas mencemburuimu ketika kamu bersama perempuan lain padahal jelas hatiku sakit. Tapi apalah mampuku aku hanya bisa menahan sesak di dada ketika aku melihatmu bersama perempuan lain, padahal aku selalu dengan setia menjaga perasaanmu supaya tidak terluka oleh ku.
Hingga akhirnya aku memutuskan untuk menanyakan kepastian tentang hubungan kita, apa yang pantas untuk julukan hubungan kita ini? karena aku lelah menjawab setiap pertanyaan yang tertuju untuk hubungan kita, sementara aku sendiri tidak pernah tau seperti apakah hubungan kita ini dan siapakah aku di hidupmu.
"Sebenarnya hubungan kita seperti apa? siapa aku di hidupmu?" Pertanyaan yang akhirnya terlontar dari mulutku untukmu, pertanyaan yang sejak dulu ingin aku tanyakan padamu, aku perempuan aku butuh kepastian dari hubungan ini. Meskipun dadaku semakin sesak saat menunggu kau menjawab setiap pertanyaanku.
"Aku mencintaimu, aku sangat mencintaimu. Tapi maaf mungkin ini saatnya aku harus jujur padamu, sebenarnya disana aku sudah memiliki seorang kekasih, bahkan lebih dari sekedar kekasih karena dia adalah calon istriku, maaf karena kedekatan kita yang membuat semua ini terjadi" Itulah jawaban yang keluar dari mulutnya, jawaban yang sama sekali tidak ingin aku dengar darinya. Hatiku sakit petir seakan menyambarku di siang hari yang sedang panas, dadaku sesak, jantungku berdetak kencang dan aku berusaha menahan tangisku, namun apalah dayaku aku hanya perempuan bodoh yang terlalu banyak berharap padamu. Hingga akhirnya air mataku jatuh tak terbendung lagi di hadapanmu, aku menocba tersenyum di dalam tangisku dan berusaha mengucapkan selamat dan selamat tinggal meskipun itu sangat berat bagiku.
Kini tawaku dan tawamu tak lagi terdengar nyaring di ruangan ini, aku memutuskan untuk menjauhimu dan melupakanmu meskipun caraku terkesan seperti anak kecil yang sedang marah karena dia tidak di ajak main bola.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar